Total Tayangan Halaman

Selasa, 10 Januari 2017

PERKEMBANGAN MATEMATIKA DI MESIR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh...

Saya Nevy Rahmasari dari prodi Pendidikan Matematika di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya kelas B. Saya ingin berkomentar tentang jalannya presentasi dari kelompok 10 tentang "Perkembangan Matematika di Mesir" yang beranggotakan Kartika dan Wahyu. Menurut saya cara mereka presentasi kurang memuaskan. Wahyu presentasinya kurang lancar mungkin dia belum hafal dan belum paham akan materi yang dipresentasikannya, sedangkan Kartika presentasinya cepat dan setelah menjelaskan atau memberi contoh dipapan, dia dengan cepat menghapus apa yang ditulisnya. Padahal banyak diantara kami yang ingin mencatat apa yang dia tulis.
Berikut inti dari materi yang mereka presentasikan dan yang saya pahami :
     Perkembangan bilangan di Mesir yaitu berupa papyrus atau alat tulis sederhana yang menyerupai kertas, sistem bilangan hieroglif yaitu gambar kecil yang mewakili kata-kata dan tulisan yang ditemukan dalam bentuk gambar pada papyrus ataupun guratan pada batu atau potongan kayu, dan sistem bilangan hieratic.
     Perkembangan Matematika di Mesir bisa dilihat dari penemuan-penemuan orang-orang Mesir yaitu operasi penjumlahan dan pengurangan, operasi perkalian, operasi pembagian, penghitungan luas bangun datar, dan dasar segitiga phytagoras. Teknik yang digunakan oleh orang Mesir untuk operasi penjumlahan dan pengurangan pada dasarnya sama dengan yang digunakan oleh matematikawan modern sekarang. Orang Mesir melakukan operasi penjumlahan dengan menggabungkan simbol. Orang Mesir menemukan cara untuk menentukan hasil dari operasi perkalian yaitu dengan cara menggunakan 2 kolom, tiap kolom diawali oleh salah satu pengali. Isi dikolom pertama adalah dikalikan 2, sementara itu isi dikolom kedua adalah dibagi 2 (dengan mengurangi 1 terlebih dahulu pada angka ganjil). Angka ganjil, ditambahkan (metode ini bekerja karena isi yang berupa angka ganjil dikolom kedua sesuai dengan isi dikolom pertama dalam skala 2 pada pengali kedua). Dalam menentukan cara untuk operasi pembagian, orang Mesir dapat melakukan dengan cara seperti pada operasi perkalian yaitu dengan membentuk 2 kolom.
     Untuk menentukan luas-luas dan volume-volume dari berbagai bangun datar dan bangun ruang merupakan hasil dari trial and error, mereka mendasari perhitungannya dari sebuah fakta tanpa harus membuktikan secara deduktif. Dasar segitiga Phytagoras berasal dari pengamatan Phytagoras melihat orang-orang Mesir menggunakan mistar dan tali pembanding untuk menghitung tinggi bangunan, maka ia terinspirasi untuk membuat hukum matematika untuk menghitung tinggi dan sisi miring segitiga siku-siku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar