Total Tayangan Halaman

Selasa, 10 Januari 2017

ALIRAN KONVENSIONALISME DAN EMPIRIS

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh...

Saya Nevy Rahmasari dari prodi Pendidikan Matematika di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya kelas B. Saya ingin berkomentar tentang jalannya presentasi dari kelompok 8 tentang "Aliran Konvensionalisme dan Empiris" yang beranggotakan Karina dan Laily. Presentasi mereka bagus, dari mulai kelompok inilah presentasi berubah menjadi lebih baik. Presentasi tidak membawa makalah dan hanya menunjukkan powerpoint yang berisi inti dari materi. Mereka hafal dan paham dengan materi yang akan mereka presentasikan sehingga mereka lancar dalam presentasi.
Berikut inti dari materi yang mereka presentasikan dan yang saya pahami :

     Pandangan aliran konvensionalisme menyebutkan bahwa pengetahuan matematika dan kebenaran didasarka pada konvensi (kesepakatan) linguistik. Pandangan empiris tentang pengetahuan matematika menyebutkan bahwa kebenaran matematika adalah generalisasi empirik (pengamatan). Metode pembelajaran aliran konvensionalisme tergantung bagaimana cara guru dalam mengaplikasikan aliran ini. Mungkin, aliran konvensionalisme dapat digunakan dalam penggunaan bahasa yang dapat membuat siswa menjadi lebih jelas dan paham mengenai materi. Aliran Empirisme yaitu suatu aliran yang menganggap bahwa manusia itu dalam hidup dan perkembangan pribadinya semata-mata ditentukan oleh dunia luar, sedangkan pengaruh-pengaruh dari dalam (faktor keturunan) dianggapnya tidak ada.

ABSOLUTE PROGRESSIVE DAN PLATONISME DALAM FILSAFAT MATEMATIKA

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh...

Saya Nevy Rahmasari dari prodi Pendidikan Matematika di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya kelas B. Saya ingin berkomentar tentang jalannya presentasi dari kelompok 7 tentang "Absolute Progressive dan Platonisme dalam Filsafat Matematika" yang beranggotakan Rosidah dan Innayah. Presentasi mereka bagus, tidak membawa makalah dan hanya menunjukkan powerpoint yang berisi inti dari materi. Mereka hafal dan paham dengan materi yang akan mereka presentasikan sehingga mereka lancar dalam presentasi. Kelebihannya terletak pada Rosidah yang mempresentasikannya lancar dan sangat jelas.
Berikut inti dari materi yang mereka presentasikan dan yang saya pahami :

     Aliran progresif absolutisme yaitu aliran yang menginginkan kemajuan secara cepat. Progresif adalah suatu aliran yang menekankan, bahwa pendidikan bukanlah sekedar pemberian sekumpulan pengetahuan, tetapi hendaklah berisi aktivitas-aktivitas yang mengarah pada pelatihan kemampuan berfikir. Aliran progresifisme didasarkan pada keyakinan bahwa pendidikan berpusat pada anak bukan hanya fokus pada guru atau kurikulum serta guru perlu memahami karakteristik siswa, agar dapat melaksanakan kegiatan belajar dengan baik. Aliran platonism yaitu pandangan bahwa objek matematika yang memiliki eksistensi obyektif yang nyata dalam beberapa wilayah ideal, dalam platonisme matematikawan yang berbeda intuisi bervariasi, sesuai dengan subjektivitas intuisi (kemampuan) maka akan berpendapat beda pula. Platonis intuisi harus objektif, dan melibatkan kesepakatan. Jadi platonis tidak bisa mengambil keputusan sendiri.

UNSUR-UNSUR IDEOLOGI PENDIDIKAN MATEMATIKA

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh...

Saya Nevy Rahmasari dari prodi Pendidikan Matematika di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya kelas B. Saya ingin berkomentar tentang jalannya presentasi dari kelompok 6 tentang "Unsur-unsur Ideologi Pendidikan Matematika" yang beranggotakan Enggar, Putri, dan Awin. Presentasi mereka bagus, dari mulai kelompok inilah presentasi berubah menjadi lebih baik. Presentasi tidak membawa makalah dan hanya menunjukkan powerpoint yang berisi inti dari materi. Mereka hafal dan paham dengan materi yang akan mereka presentasikan sehingga mereka lancar dalam presentasi.
Tetapi dibab ini saya kurang paham.
Berikut inti dari materi yang mereka presentasikan dan yang saya pahami :
     Ideologi adalah sebuah system atau sekelompok keyakinan dan nilai-nilai yang dipegang oleh kelompok-kelompok sosial yang berguna mengikat kelompok-kelompok tersebut dan digunakan oleh merekauntuk kepentingan mereka sendiri. Ideologi pendidikan matematika mengemukakan tentang bagaimana pendidikan matematika dapat diimplementasikan baik secara radikal, konservatif, liberal ,dan demokrasi. Meighan (1986) menggambarkan ideologi sebagai set yang terdiri dari keyakinan yang beroperasi pada berbagai tingkatan dan dalam berbagai konteks dengan beberapa lapisan makna. Model ideologi pendidikan yang diusulkan di sini mencerminkan tingkat kompleksitas.
     Esland (1971) menawarkan model yang membedakan tiga kategori konstitutif pemikiran guru: (a) perspektif pedagogis, termasuk asumsi tentang belajar, asumsi tentang status intelektual anak, asumsi tentang gaya mengajar, (b) perspektif subjek, dan (c) perspektif karir. Model yang diusulkan memiliki dua tingkatan: (1) tingkat dasar yang terdiri dari unsur-unsur yang lebih dalam ideologi, dan (2) tingkat sekunder, terdiri dari unsur - unsur yang dihasilkan yang berkaitan dengan pendidikan. Tingkat dasar mencakup posisi epistemologis dan etis secara keseluruhan, terdiri dari epistemologi, filsafat matematika dan satu set nilai-nilai moral dan lainnya.

POSISI EPISTEMOLOGI FILSAFAT PENDIDIKAN MATEMATIKA

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh...

Saya Nevy Rahmasari dari prodi Pendidikan Matematika di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya kelas B. Saya ingin berkomentar tentang jalannya presentasi dari kelompok 3 tentang "Posisi Epistemologi" yang beranggotakan Chika, Durotun, dan Ika. Presentasi mereka kurang memuaskan. Dikarenakan mereka kelompok awal jadi belum tahu bagaimana presentasi dengan benar. Mereka presentasi dengan melihat atau membaca makalah mereka tanpa menjelaskan.
Berikut inti dari materi yang mereka presentasikan dan yang saya pahami :
     Epistemologi merupakan suatu cabang filsafat yang mengkaji tentang usaha dan upaya untuk mencari tahu suatu kebenaran. Kecenderungan memandang epistemologi dalam batasan mengenai sumber atau metode dari sebuah pengetahuan dapat dikembangkan, sehingga muncul akibat adanya pembatasan pembahasan mengenai ontologi dan aksiologi. Secara umum, epistemologi berbicara mengenai kajian pengetahuan serta peran dari pengetahuan. Terdapat dua pandangan yang besar mengenai pengetahuan yakni "Pengetahuan tentang bagaimana" dan akuantisasi pengetahuan.
     Epistemologi dalam pendidikan matematika memuat beberapa karakteristik, diantaranya Objek Abstrak, bertumpu pada kesepakatan, pola pikir deduktif, memiliki simbol yang kosong dari arti, memperhatikan semesta pembicaraan, konsisten dalam sistemnya, dan kebenaran dalam keilmuan.
Epistemologi menjadi landasan nalar filsafat atau pengembangan dari filsafat untuk memberikan keteguhan dan kekukuhannya bahwa manusia dapat memperoleh kebenaran dan pengetahuan. Nilai pentin epistemologi yaitu memberikan kepercayaan bahwa manusia mampu mencapai pengetahuan, mampu membedakan pengetahuan yang benar dan tidak benar, dan mengukuhkan nilai dan kemampuan akal serta kebenaran dan kesahihan metodenya dalam mendapatkan pengetahuan yang benar.

PANDANGAN KONSTRUKTIVISME TENTANG MATEMATIKA

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh...

Saya Nevy Rahmasari dari prodi Pendidikan Matematika di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya kelas B. Saya ingin berkomentar tentang jalannya presentasi dari kelompok 2 tentang "Pandangan Konstruktivisme Tentang Matematika" yang beranggotakan Richa, Nadia, dan Yunin. Presentasi mereka kurang memuaskan. Dikarenakan mereka kelompok awal jadi belum tahu bagaimana presentasi dengan benar. Mereka presentasi dengan melihat atau membaca makalah mereka tanpa menjelaskan.
Berikut inti dari materi yang mereka presentasikan dan yang saya pahami :
     Saya paham bahwa pendidikan dan pembelajaran yang berasaskan Konstruktivisme akan memberi peluang kepada guru untuk memilih kaidah pengajaran dan pembelajaran yang sesuai dan peserta didik dapat menentukan sendiri tentang apa yang diperlukan untuk memperoleh suatu konsep atau pengetahuan. Disamping itu, guru dapat membuat penilaian sendiri tentang bidang pengetahuan yang dapat ditingkatkan lagi. Selain itu, beban guru sebagai pengajar akan berkurang dimana guru lebih bertindak sebagai perantara atau fasilitator.
     Pembelajaran secara Konstruktivisme berdasarkan beberapa pandangan baru tentang ilmu pengetahuan dan bagaimana cara memperoleh ilmu tersebut. Pembentukan pengetahuan baru, lahir dari gabungan pembelajaran terlebih dahulu. Pembelajaran ini menjadikan peserta didik lebih kreatif dalam mencari pengetahuan baru dan sesuai dengan konsep atau pengetahuan terdahulu. Sehingga peserta didik tidak hanya memperoleh pengetahuan langsung dari apa yang diberikan guru, tetapi juga aktif dalam mengembangkan pikiran dan pendapat mereka.

PANDANGAN ALIRAN FORMALISME DALAM MATEMATIKA

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh...

Saya Nevy Rahmasari dari prodi Pendidikan Matematika di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya kelas B. Saya ingin berkomentar tentang jalannya presentasi dari kelompok 1 tentang "Pandangan Aliran Formalisme Dalam Matematika" yang beranggotakan Sahal, Putri Nur, dan Siti Rahmayani. Cara presentasi mereka kurang bagus dan kurang memuaskan. Karena mereka kelompok awal jadi mereka belum tahu bagaiman presentasi dengan benar. Mereka presentasi dengan melihat atau membaca makalah, mereka tidak hafal dan tidak paham dengan materi yang mereka presentasikan.
Berikut inti dari materi yang mereka presentasikan dan yang saya pahami :
     Aliran formalisme dalam matematika sekedar rekayasa simbol-simbol berdasarkan aturan tertentu untuk menghasilkan sebuah sistem pernyataan yang selalu benar, tetapi kosong dari makna. Menurut Ernest formalisme memiliki dua tesis yaitu matematika dapat dinyatakan dalam bentuk sistem formal yang kosong dari arti dan aturan-aturannya bebas dari inkonsistensi. Terdapat dua aspek dalam aliran formalisme yaitu aspek ontologi dan aspek epistemologi. Aspek ontologi obyek-obyek yang dikaji dalam matematika. Aspek epistemologi adalah keyakinan yang terbukti atau lebih tepatnya merupakan pengetahuan proposisional yang memuat pernyataan-pernyataan yang dapat dipercaya, dan tersedia landasan yang cukup untuk melakukan pembuktian.
     Kebenaran matematika adalah kebenaran menurut definisi atau persyaratan yang menentukan makna dari aturan-aturan inti. Persyaratan ini memberikan ciri khas bahwa pembuktian kebenaran matematika tidak memerlukan bukti empiris.

PERKEMBANGAN MATEMATIKA DI MESIR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh...

Saya Nevy Rahmasari dari prodi Pendidikan Matematika di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya kelas B. Saya ingin berkomentar tentang jalannya presentasi dari kelompok 10 tentang "Perkembangan Matematika di Mesir" yang beranggotakan Kartika dan Wahyu. Menurut saya cara mereka presentasi kurang memuaskan. Wahyu presentasinya kurang lancar mungkin dia belum hafal dan belum paham akan materi yang dipresentasikannya, sedangkan Kartika presentasinya cepat dan setelah menjelaskan atau memberi contoh dipapan, dia dengan cepat menghapus apa yang ditulisnya. Padahal banyak diantara kami yang ingin mencatat apa yang dia tulis.
Berikut inti dari materi yang mereka presentasikan dan yang saya pahami :
     Perkembangan bilangan di Mesir yaitu berupa papyrus atau alat tulis sederhana yang menyerupai kertas, sistem bilangan hieroglif yaitu gambar kecil yang mewakili kata-kata dan tulisan yang ditemukan dalam bentuk gambar pada papyrus ataupun guratan pada batu atau potongan kayu, dan sistem bilangan hieratic.
     Perkembangan Matematika di Mesir bisa dilihat dari penemuan-penemuan orang-orang Mesir yaitu operasi penjumlahan dan pengurangan, operasi perkalian, operasi pembagian, penghitungan luas bangun datar, dan dasar segitiga phytagoras. Teknik yang digunakan oleh orang Mesir untuk operasi penjumlahan dan pengurangan pada dasarnya sama dengan yang digunakan oleh matematikawan modern sekarang. Orang Mesir melakukan operasi penjumlahan dengan menggabungkan simbol. Orang Mesir menemukan cara untuk menentukan hasil dari operasi perkalian yaitu dengan cara menggunakan 2 kolom, tiap kolom diawali oleh salah satu pengali. Isi dikolom pertama adalah dikalikan 2, sementara itu isi dikolom kedua adalah dibagi 2 (dengan mengurangi 1 terlebih dahulu pada angka ganjil). Angka ganjil, ditambahkan (metode ini bekerja karena isi yang berupa angka ganjil dikolom kedua sesuai dengan isi dikolom pertama dalam skala 2 pada pengali kedua). Dalam menentukan cara untuk operasi pembagian, orang Mesir dapat melakukan dengan cara seperti pada operasi perkalian yaitu dengan membentuk 2 kolom.
     Untuk menentukan luas-luas dan volume-volume dari berbagai bangun datar dan bangun ruang merupakan hasil dari trial and error, mereka mendasari perhitungannya dari sebuah fakta tanpa harus membuktikan secara deduktif. Dasar segitiga Phytagoras berasal dari pengamatan Phytagoras melihat orang-orang Mesir menggunakan mistar dan tali pembanding untuk menghitung tinggi bangunan, maka ia terinspirasi untuk membuat hukum matematika untuk menghitung tinggi dan sisi miring segitiga siku-siku.